SRAGEN - Dalam upaya menjaga produktivitas hasil panen padi, petani Desa Suwatu, Kecamatan Tanon, Sragen, bersama Serda Gatot Kusworo, Babinsa Desa Suwatu Koramil 19/Tanon Kodim 0725/Sragen, melaksanakan aksi "gropyokan tikus" di area persawahan, Selasa (17/12/2024). Dimulai sejak pukul 08.30 WIB, aksi ini berhasil menangkap puluhan tikus yang bersembunyi di liang-liang tanah di sekitar saluran irigasi sawah.
Namun, perjuangan untuk mengendalikan populasi hama ini bukan tanpa tantangan. Serda Gatot Kusworo menjelaskan, meskipun sudah menggunakan teknik pengocoran liang dan memasang perangkap jaring, hasil tangkapan tidak sebanyak yang diharapkan.
“Populasinya memang sudah jauh menurun karena sebelumnya sudah diracun oleh petani setempat, ” ujar Serda Gatot.
Sukidi, Ketua Kelompok Tani Desa Suwatu, mengungkapkan bahwa hama tikus mulai meresahkan petani. Tikus-tikus tersebut menyerang padi yang baru ditanam hingga tanaman yang berusia beberapa minggu. Akibatnya, banyak tanaman yang rusak dan mengancam produktivitas hasil panen.
"Meski kerusakan belum mencapai ambang batas maksimal (30 persen), jika dibiarkan, hama ini bisa menjadi ancaman serius dan berpotensi memicu ledakan populasi tikus di masa depan, ” jelas Sukidi.
Menurut Sukidi, kegiatan gropyokan ini adalah langkah strategis untuk mencegah hama tikus berkembang biak lebih luas. Kolaborasi antara petani dan TNI, khususnya Babinsa, menjadi bukti nyata bahwa upaya gotong royong dapat memberikan solusi efektif dalam menjaga ketahanan pangan di tingkat desa.
Aksi ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk melakukan kegiatan serupa, terutama di musim tanam yang rentan serangan hama. Dengan langkah proaktif seperti ini, para petani optimis dapat menjaga stabilitas hasil panen mereka dan mendukung swasembada pangan di Kabupaten Sragen.
Editor: Jis Agung
Sumber: Agus RK
Baca juga:
Hendri Kampai: Membangun Indonesia dari Desa
|